Upacara Pendarasan Tripitaka Pali Wihara Bhudayana Mojokerto Dipimpin Langsung Keturunan Ke-16 Mpu Tantular

Read Time:2 Minute, 53 Second

 

Tampak suasana ritual Pendarasan Tripitaka Pali Pembangunan Wihara di Kota Mojokerto(ft : Susilo/pojokkampungnews.com)

pojokkampung,Mojokerto – Wihara Buddhayana di Kota Mojokerto melaksanakan pendarasan Tripitaka atau ritual sebelum dimulainya pembangunan Vihara di Kota Mojokerto ,bersama 21 biku dan bikuni, Minggu (7/7/2024), upacara Garbhadana akan dipimpin oleh Sulinggih Buddha Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Buddhakeling dari Pulau Bali.

Satimin selaku Ketua pembina umat Budha Jatim dalam sambutanya mengatakan,bahwa pembangunan Wihara Tantular mengucapkan terima kasih kepada Lurah ,RW dan RT yang telah menjalin komunikasi yang baik dengan pihak panitia pembangunan Wihara.Dia juga berharap kepada pemerintah Kota Mojokerto ini, untuk benar benar mengayomi pemeluk Agama Budha di Kota Mojokerto.

“Intinya pembangunan Wihara,karena pembangunan Wihara ini tidak hanya dibangun dengan suara,terimakasih kepada para donatur yang dengan ikhlas membantu pendanaan pembangunan Wihara di kota Mojokerto.Karena wihara ini dibangun dengan pondasi yang kuat,maka pembangunan pondasi umat Budha juga harus kuat,yaitu dengan pendidikan dan juga ekonomi kreatif umat,agar tidak ada lagi umat yang yang sulit mencari nafkah,”kata Satimin.

Hadir pada puncak acara pendarasan Tripitaka diantaranya, Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanasuryanadi, Mahathera dan Nayaka Theravada Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanakaruno, Mahathera beserta Ketua Umum Sangha Agung Indonesia Y.M. Khemacaro, Mahathera.

Puncak acara di hari ketujuh dihari Minggu(6/7) berlangsung mulai pukul 14.00 WIB dengan melakukan upacara Garbhadana yang dipimpin oleh Sulinggih Buddha Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Buddhakeling. Sulinggih Buddha Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Buddhakeling sebagai keturunan ke 16 dari Mpu Tantular.

oplus_0

Dari Pantauan dilapangan,puncak acara dengan menggunakan tradisi Kasogatan Majapahit. Khotbah Dharma akan disampaikan oleh Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanasila, Thera dan diakhiri dengan Sanghadana kepada 21 biku dan bikuni.

BACA JUGA :   Seorang Sopir Truk Tewas Tertimbun Longsoran Tebing Galian C di Mojokerto

Diantara Puja Pagi dan Puja Petang dilakukan pendarasan Tripitaka khususnya dua khotbah utama Buddha yang menjadi kurikulum dalam belajar dan latihan di Wihara Buddhayana Kota Mojokerto dan Padepokan Meditasi Buddhayana di hutan Gunung Lorokan. Dua khotbah utama ini adalah Dhammacakkapavattana-Sutta dan Mahasatipathana-Sutta.

Kepala Wihara Buddhayana Kota Mojokerto yang juga merupakan Anu Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Yang Mulia Nyanasila, Thera mengatakan, pendarasan Tripitaka ini dilakukan dalam rangka upacara Garbhadana. Selain mendaras Tripitaka selama tujuh hari, juga dilakukan aspirasi dan pelimpahan jasa oleh umat Buddha setiap pagi dan siang.

“Yakni dengan melakukan Sanghadana makanan kepada 21 Sangha. Ini dilakukan dengan harapan tempat ini akan menjadi tempat untuk mengembangkan ajaran Buddha dan sekalian membersihkan tempat dari berbagai halangan. Selain menanam garbhapatra ialah aspirasi berkembangnya Dharma, pelimpahan jasa melalui Sanghadana dan mendaras Tripitaka,” ucapnya,

Melalui pendarasan tersebut diharapkan menjadi kebajikan yang mengondisikan tempat berdirinya Wihara Buddhayana di Kota Mojokerto sebagai tempat yang kondusif untuk belajar dan berlatih Dharma dalam upaya menumbuhkan keyakinan kepada Triratna agar mengkondisikan kebahagiaan dan kesejahteraan hingga tercapainya nirwana.

“Selain itu, pendarasan dilakukan agar mengkondisikan kebahagiaan bagi para Brahma, dewa dan naga yang tinggal di tempat itu untuk memberikan berkah kemudahan dalam segala aktifitas, baik ketika pembangunan ataupun dalam aktifitas Dharma yang akan dilakukan. Kami mengajak bapak, ibu, dan sahabat Dharma untuk ikut serta dalam mendaras Tripitaka di tempat didirikannya Wihara Buddhayana Kota Mojokerto,”jelasnya.

Upacara Garbhadana adalah upacara mendem pedagingan berupa Garbhapatra yang berisi peripih sebagai benih tumbuhnya keyakinan kepada Triratna. Dalam upacara Garbhadana di puncak acara, selain dipimpin oleh Sulinggih Buddha dengan tradisi Kasogatan Majapahit, juga dihadiri Pj Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro serta pembimas Buddha Propinsi Jawa Timur Satimin(red*)

BACA JUGA :   Sebanyak 352 Personil Polres Mojokerto Diterjunkan, Siap Ops Keselamatan Semeru 2022
Jurnalis : Susilo
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Spread the love

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Oknum ASN di Mojokerto Yang Diduga Melakukan Perselingkuhan Resmi Dilaporkan Suaminya Ke Polres Mojokerto.
Next post Penasehat Hukum Terdakwa Kasus Dugaan Perusakan Gembok PT SGH Menilai Tuntutan JPU 10 Bulan Terlalu Berat