Ft tangkapan layar : Cak dan neng Gambuzer giat sosial tahun 2018
Diungga : pojokkampungnews
Reporter: Susilo
pojokkampungnews,MOJOKERTO_Gambuzer (Gabungan Musisi Artis Penyanyi Mojokerto) adalah komunitas yang beranggotakan musisi, artis, dan penyanyi dari berbagai genre musik. Saat ini, Gambuzer memiliki anggota sebanyak kurang lebih 1600. Baik dari Kabupaten Mojokerto maupun Kota Mojokerto.
Dilansir dari PIJARnews,Koordinator Kegiatan Gambuzer, Susilo (48), mengatakan, Gambuzer didirikan oleh salah satu MC Radio Gelora Surabaya (MC RGS), Adi, pada tahun 2014.
“Anggota kami terdiri dari SMP sampai dewasa usia 40 tahun ke atas. Untuk pertemuan rutin kami satu bulan sekali. Di pertemuan itu nantinya akan ada komunikasi dan sharing ilmu pengetahuan tentang menyanyi,” ujarnya, Selasa (5/4/).
Adi RGS Presiden Gambuzer ,Ft giat sosial tahun 2019
Selain beranggotakan artis, musisi, dan penyanyi, Gambuzer juga beranggotakan Event Organizer, pemilik orkes dangdut dan pemilik perlengkapan musik.
“Awal mula berdiri Gambuzer pada tahun 2014. antusias masyarakat biasa biasa saja. Anggota kami sedikit. Karena kami juga aktif di kegiatan sosial, Gambuzer mulai dikenal pada tahun 2015. Bahkan nama Gambuzer saat ini populer di Jombang dan Mojokerto,” terang Susilo.
Susilo menambahkan, Gambuzer juga menerima tawaran menyanyi. Mulai pesta pernikahan di kampung-kampung, hingga pentas di Taman Remaja Surabaya.
“Kami pernah mendapatkan kesempatan tampil di TVRI dalam acara Jatim Voice sama acara Campur Sari. Tampil di beberapa kota dan Kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah juga pernah,”imbuhnya.
Selain tampil di acara TVRI, Beberapa anggota Gambuzer juga mengikuti acara audisi musik ternama. Seperti Kontes Dangdut Indonesia (KDI) dan Indonesia Idol.
“Ada juga artis ternama yang dulunya juga anggota dari Gambuzer. Seperti Jihan Audy sama Agung Juanda. Untuk saat ini yang mengikuti KDI dari anggota Gambuzer adalah Riza. Perempuan yang duduk di salah satu SMP di Bangsal,” ucapnya.
Salah satu anggota Gambuzer, Rani Anisa, mengaku pernah menyanyi bersama dengan artis legenda ternama dari ibukota Hj.Ida Lailah(almarhuma).
“Pernah nyanyi sama Chintya Sari, di pantai kenjeran lama. Saya juga sempat bergabung dengan Grup Nada dan Dakwah di bawah naungan Ida Laila. Yang terakhir pernah nyanyi bareng Elvi Sukaesih di Batu tahun 2018,”ujar Rani Anisa.
Perempuan yang telah menekuni dunia suara sejak kelas satu SMP tersebut, menilai, ada perbedaan jauh antara tampil di televisi dengan tampil di pesta pernikahan kampung.
“Kalau di televisi dapat arahan atau briefing dari produser program. Make up dan kostum juga ditentukan. Kalau gak cocok langsung ganti. Saya datang dua jam sebelum dimulainya tampil di tv. Buat gladi bersih satu jam. Saat tampil biasanya bawakan 3 sampai 4 lagu,” terangnya.
Terkait honor,Rani menambahkan, dirinya menerima pembayaran seusai tampil dalam acara di televisi atau pesta pernikahan. ”Bisa ratusan ribu bisa jutaan. Tergantung eventnya. Tapi itu dibagi rata sama pemain musik dan lain lainnya,” imbuhnya.
Rani mengaku menyiapkan sejumlah kostum dan make upnya dengan mandiri tanpa bantuan dari sponsor ternama. “Baju sama make up beli sendiri. Totalnya sekitar Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu,” terangnya.
Terkait Gambuzer yang aktif di kegiatan sosial, Susilo berharap bisa merubah penilaian masyarakat yang jelek tentang artis dangdut.
“Kegiatan positif yang kami adakan rutin ini menunjukkan, musisi dan artis juga bisa aktif di kegiatan sosial disamping bekerja yang berangkat pagi pulang malam, kadang pulang pagi berangkat malam,” curhatnya.
Susilo juga mengatakan, komunitas Gambuzer terbuka bagi siapapun yang memiliki jiwa seni dan musik. “Siapa saja bisa bergabung dengan kami. asal berjiwa seniman,” ujarnya. (red*)
Average Rating